Jakarta, emmctv-Sekretaris Majelis Tinggi DPP Partai Demokrat, Andi Mallarangeng, menyoroti laporan mengenai upaya menjegal demokrasi dalam Pilkada Sulawesi Utara (Sulut) yang melibatkan cara-cara kotor. “Kami mendapat informasi ada upaya menjegal Pak Elly dengan cara-cara kotor yang merusak demokrasi. Katanya ada upaya untuk mencari akses ke kediaman dan kendaraan pribadi Pak Elly untuk menaruh barang illegal untuk menjebaknya,” kata Andi Mallarangeng saat ditemui wartawan di Jakarta, Kamis (7/11/2024).
Mallarangeng menegaskan pihaknya akan mengambil langkah serius untuk mencegah politik kotor semacam ini. Ia menekankan perlunya pengawalan publik dan pengawasan dari DPR, khususnya dari perwakilan Partai Demokrat di Komisi III.
“Jika diperlukan, kami akan mengusulkan Hillary Brigitta Lasut atau HBL, perwakilan Demokrat Sulut di DPR RI, ke Komisi IIII. Dengan begitu ia bisa mengawal dan melaporkan situasi terkini serta laporan intelijen yang masuk kepada Kapolri dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP),” ujar Mallarangeng.
DPP Partai Demokrat berharap agar laporan-laporan yang telah diterima dapat segera dibahas dan ditangani Fraksi Demokrat di Komisi III. Tujuan utamanya adalah untuk mencegah niat jahat tersebut sebelum dieksekusi dan memastikan Pilkada Sulut berlangsung dengan aman dan tanpa gangguan, jujur, adil, dan demokratis.
Mallarangeng juga mengingatkan tentang pentingnya netralitas aparat selama masa Pilkada. “Aparat harus bersikap netral dan tidak berpihak, agar dapat memberikan perlindungan dan rasa aman serta adil bagi semua kontestan dan rakyat pemilihnya,” tegasnya.
Jika ada aparat yang terbukti tidak netral, Mallarangeng memastikan informasi tersebut akan segera ditindaklanjuti dengan sikap tegas dari fraksi dan DPP Partai Demokrat. “Mari kita kawal sama-sama pilkada serentak ini, utamanya di Sulut, agar rakyat bisa memilih pemimpinnya yang terbaik secara bebas, jujur dan adil.”
““Kami menerima informasi adanya upaya untuk menjegal Pak Elly, seperti menanam barang ilegal di rumah atau kendaraan pribadinya. Ini adalah bentuk manipulasi yang kami kecam keras. Tindakan semacam ini bukan hanya menyerang individu, tetapi juga menghancurkan fondasi demokrasi,” ujar Mallarangeng. (*/ges)