Kepada Ai Mangindaan, Carilah Tempat Dimana Kamu Dihargai Bukan Dibutuhkan

Sulut-emmctv.com-Harley Alfredo Benfica Mangindaan adalah sosok yang dikenal jujur dan merakyat. Setidaknya begitulah kata banyak orang.

 

Hal tersebut bukan hanya sekedar slogan belaka, sebab sejak menjabat sebagai Wakil Walikota Manado Periode 2010-2015, Ai sapaan akrabnya telah turun langsung bahkan bergaul dengan masyarakat untuk melihat apa yang menjadi kebutuhan masyarakat di Kota Manado yang saat itu dipimpinya.

 

Namun sayang, Partai yang dinaunginya yaitu Partai Demokrat, paska ia bertarung melawan GS Vicky Lumentut pada Pilwako Manado masa Periode 2015-2020 lalu, seakan tidak lagi pernah memberikan ruang kepada Harley Mangindaan.

 

“Padahal jika melihat historikal berdirinya Partai Demokrat, EE Mangindaan yang merupakan salah satu pendiri partai tersebut dan Ai adalah anak kandung E.E Mangindaan,” tutur Erick Mongisidi.

 

“Sepertinya partai Demokrat ini tidak bisa menilai kader-kader potensial yang ada di tubuh partainya sendiri,” tambah mantan koordinator Pemenangan Ai-JA (Harley Mangindaan-Jemmy Asiku), Kecamatan Malalalayang saat Pilwako Manado periode 2015-2020.

 

Sementara, menurut Ketua Relawan BETA GIBRAN Sulut itu, terlihat begitu nyata pada masa Pemilihan Legislatif tahun 2024 yang saat ini masih bergulir, dimana hasil perolehan suara yang diraih Harley Mangindaan sangat signifikan, namun miris setelah perhitungan suara di tingkat KPU Kota Manado suara Harley tiba-tiba dilampaui oleh Royke Anter.

 

“Sejauh ini, saya hanya mengikuti perkembangan melalui pemberitaan bahwa perolehan suara Ai Mangindaan signifikan dibanding Caleg Demokrat lainnya di Dapil Manado, bahkan jika diteliti lebih jauh, ternyata hasil C1 yang di pegang oleh saksi – saksi yang ada, menunjukan bahwa Ai Mangindaan adalah peraih suara terbanyak dari seluruh Caleg Demokrat yang bertarung di Dapil Kota Manado untuk Propinsi Sulut. Anehnya setelah Pleno KPU, perolehan suara itu berubah sehingga besar dugaan saya selain suara Partai telah dilimpahkan ke Royke Anter. Menurut saya, itu sah-sah saja. Maka untuk itulah yang saya maksudkan bahwa Demokrat tidak bisa melihat Figur. Sebab jika mau dibandingkan antara Ai Mangindaan dan Royke Anter tentu sangat berbeda, dilihat dari Popularitas dan Elektabilitas figur. Hal itu telah terbukti, dimana Harley Mangindaan pernah bertarung di Pilwako Kota Manado melawan GS Vicky Lumentut Tahun 2015 lalu dengan presentasi perolehan suara yang tidak beda jauh, dengan hasil yang diperoleh Lumentut. Sehingga sudah sangat jelas tanpa Ai, Demokrat tidak akan mendapatkan 1 kursi pun dari Dapil Kota Manado untuk DPRD Sulut,” jelas Erick Mongisidi.

 

Ia juga menyarankan, Harley Mangindaan sebaiknya pindah ke partai yang lebih menghargainya.

 

“Ada pepatah lama mengatakan, Carilah tempat dimana kamu dihargai bukan dibutuhkan, meskipun ada pepatah lain mengatakan, Sadar diri untuk menghormati, bukan untuk dihargai. Maka sebaiknya Bang Ai pindah ke tempat dimana dia dihargai. Saya kembali mencontohkan, pada tahun 2015 lalu, Ai Mangindaan maju bertarung ke Pilwako manado melawan Incumbent GS Vicky Lumentut, saat itu Partai Gerindra mampu melihat kapasitas seorang Ai Mangindaan untuk menjadi seorang pemimpin, sehingga memberikan peluang dan mendukung pencalonannya yang saat itu juga didukung oleh Partai Hanura. Maka kesimpulannya bahwa Partai Gerindra, adalah Partai yang mengerti dan mampu menilai figur mana yang pantas untuk didorong menjadi seorang memimpin,” tutup Advokat muda yang lahir dari organisasi Peradi itu sekaligus Tokoh Muda Orang Bantik Minanga. (Kp)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *