Bitung, emmctv-Bahan Bakar Minyak (BBM) Bersubsidi sejatinya disediakan pemerintah untuk rakyat biasa. Namun, belakangan kalangan pengusaha ikut memanfaatkan jatah milik kalangan ekonomi bawah itu. Tak heran kelangkaan BBM kerap terjadi di sejumlah wilayah.
Investigasi dua aktivis LSM, Stenly Daniel Rahamis dan Jun Botz menguatkan sinyalemen tersebut. “Para pengusaha merampas apa yang seharusnya menjadi milik rakyat. Itu terjadi di sejumlah wilayah atau daerah di Sulut,” kata Stenly kepada wartawan di Bitung, Rabu (11/10/2023).
Ketua Umum LP2KKNP ini kemudian menunjukkan investigasi terbaru yang ia lakukan dan timnya di Bitung. “Setelah dari Manado dan Minahasa dan Minut, kami melanjutkan investigasi di Bitung. Hasilnya kami mendapati dugaan adanya perusahaan yang menampung BBM Bersubsidi, BBM yang ditampung itu lalu dijual lagi ke sejumlah kapal yang sandar di Pelabuhan Bitung. Keuntungannya besar,” ucapnya.
Perusahaan yang diduga melakukan kegiatan tak sesuai aturan tersebut menurut Stenly dan Botz adalah PT Adiguna Bumi Petrol (PT ABM). “Cara operasionalnya adalah PT ABM membeli secara eceran dari penampung di sejumlah SPBU. BBM itu ditampung lagi di penampungan atau gudang yang sudah disediakan. Setelah itu perusahaan menjual dan mendistribusikannya ke kapal-kapal laut,” ujar Botz.
Agar terlihat rapih, PT ABM menurut Botz ikut membeli di Pertamina. “Tapi pembelian di Pertamina hanya sebagian kecil. Pembelian itu hanya memperlihatkan ke publik. Padahal di luar itu mereka mendapatkan lebih banyak solar ilegal” Botz memaparkan.
Aktivis vokal ini mengaku ikut memantau pergerakan perusahaan sampai pada penjualan ke sejumlah kapal laut. “ Perkiraan kami, PT ABM jual solar dengan kapasitas ratusan ton. Penjualan atau pendistribusian melalui Sitimaryam. Jadi Sitimaryam ini kemungkinan bagian dari PT ABM,” ucap Botz.
Ia meminta Aparat Penegak Hukum (APH) segera bertindak. “Kegiatan ilegal itu tak hanya merugikan negara, tapi paling utama menyengsarakan masyarakat. Kepolisian dan instansi terkait harus turun tangan. Kita bersama memberantas mafia BBM Bersubsidi,” kata Botz.
Sayang pihak perusahaan sampai berita ini diturunkan tak bisa dihubungi. Reynaldi salah satu penanggungjawab memilih mematikan sambungan telepon seluler saat dihubungi. (*/alc)