Wamendag Jerry Sambuaga: Indonesia Bisa Perluas Pasar ke Afrika dan Amerika Latin jika Gabung BRICS

Semarang, emmctv-Indonesia belum memutuskan apakah bergabung atau tidak dengan aliansi dagang BRICS (Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan). Lima negara ini dikenal memiliki populasi penduduk yang cukup besar.

Jika Indonesia bergabung, Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jery Sambuaga menilai ada manfaat atau keuntungan yang bisa diperoleh. Manfaat tersebut adalah perluasan pasar non tradisional ke Amerika maupun Amerika Latin.

“Fokusnya beda dengan apa yang kita lakukan di ASEAN, APEC dan G20. Ada region baru, kita bisa namakan nontradisional. Di Amerika Latin ada Brasil, Afrika ada Afrika Selatan. Itu bisa jadi pintu masuk untuk eksplorasi yang belum,” kata Jerry saat ditemui wartawan di sela-sela pertemuan tingkat Menteri ASEAN di Semarang, Sabtu ( 20/8/2023).

Namun begitu, politisi Partai Golkar ini belum memastikan apakah Indonesia sudah memutuskan untuk bergabung atau tidak dengan BRICS. “Kalau itu tanya ke Kementerian Luar Negeri. Tapi intinya ketertarikan itu ada, potensi itu jelas, dan peluangnya ada,” ujar Jerry.

Alumnus Colombia University, New York, Amerika Serikat dan lulusan doktor ilmu politik termuda Universitas Indonesia ini menjelaskan bahwa jauh sebelum ada Kerangka Kerja Sama Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) ataupun Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP), terdapat wacana yang menyebutkan bahwa semestinya terdapat dua negara berinisial “I” dalam BRICS yakni India dan Indonesia.

Hal itu karena jumlah populasi yang dimiliki Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia seperti negara-negara anggota BRICS lainnya. “Yang namanya pedagang, ekonomi global tidak boleh lepas dari populasi.  Populasi Brazil itu nomor 5 atau 6, Rusia tidak sebanyak kita tapi juga populasinya besar, India nomor 1 mungkin, Afrika Selatan di Afrika paling besar,” Jerry memaparkan.

Pejabat milenial asal Sulut ini menyebut  salah satu syarat menjadi negara kuat adalah populasi yang besar. Hal itu dicontohkan India yang saat ini terus bertumbuh karena memanfaatkan produktivitas dari populasinya.

Sesuai jadwal, BRICS akan menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pada 22-24 Agustus di Johannesburg, Afrika Selatan di bawah Presidensi Afrika Selatan. Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan kemungkinan besar Presiden  Jokowi akan menghadiri hajatan tersebut. (*/alc)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *