Jakarta, emmctv.com-Politisi Golkar asal Sulawesi Utara (Sulut) Jerry Sambuaga mengatakan perkembangan teknologi harus membawa dampak positif bagi kemajemukan Indonesia. Ketua Balitbang DPP Golkar ini menyebut perkembangan teknologi hendaknya memperkuat toleransi di tengah masyarakat.
“Teknologi informatika dan komunikasi bagaimana itu menjadi salah satu instrumen untuk memperkuat serta memastikan bahwa yang namanya muralitas atau pularisme dan juga toleransi itu harus juga menjadi bagian dari konsep yang memang harus kita sepakati bersama. Perkembangan teknologi harus memberi dampak baik bagi persatuan dan kesatuan bangsa,” kata Jerry saat diskusi ringan dengan sejumlah wartawan di Jakarta, Kamis (4/8/2023).
Dalam konteks merawat toleransi, sosok saat kuliah di Amerika Serikat pernah menjadi bagian divisi politik perutusan tetap Indonesia untuk PBB ini mengatakan perlunya menanamkan sikap keterbukaan dan menerima perbedaan di Indonesia. Penanaman itu, kata dia, sejak usia dini. Pasalnya, Indonesia adalah bangsa yang majemuk.
“Inklusifitas itu penting. Inklusifitas itu lahir dari apa yang kita lakukan, harus dimulai dari usia dini,” ucap politisi yang pernah menjadi Staf AhlI Ketua DPR RI dan DPD RI ini.
Bagi Jerry, pendidikan tentang memaklumi perbedaan sebaiknya dimulai dari tingkat Taman Kanak-kanan (TK). Ia kurang setuju kalau pendidikan yang mengedukasi masyarakat agar tidak terjebak radikalisme nanti ditanamkan di kampus.
“Kita bicara deradikalisasi dari kampus, kalau menurut saya tidak dari kampus. Mungkin dari TK, tidak usah belajar soal teks book tapi belajar dari yang kita lakukan. Pemantapan nilai itu lebih kuat dari pada dengan buku,” ucapnya.
Mantan Ketua Umum Ikatan Pemuda Mahasiswa Minahasa di Jakarta ini percaya seseorang akan mudah memfilter sesuatu yang didapatinya di internet jika penanaman sikap toleran dimulai sejak dini. “Karena sikap toleran ini semua melewati proses dan ini yang bukan kota dapatkan melalui waktu sebentar,” tutur Jerry.
Di sisi lain Ketua Umum DPP AMPI mendorong adanya kebijakan di bidang pendidikan terkait pemahaman toleransi. Kata dia, dasar hukum yang dimasukkan dalam kurikulum dapat memperkuat pemahaman toleransi yang diberikan lewat kegiatan pembelajaran sehari-hari. “Jadi bagaimana kita dari sisi perlakuan, tapi dari sisi hukum juga ada kebijakannya,” kata Wakil Menteri Perdagangan RI ini. (*/ges)