Manado, emmctv.com-Kinerja Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sulawesi Utara (Sulut) Hendro Satrio MK dan jajarannya sepanjang tahun 2022 sangat baik. Mereka sukses menjalan program pembangunan dengan baik di daerah Nyiur Melambai.
Medan berat dan cuaca yang tak menentu, BPJN Sulut di bawah kepemimpinan Hendro Satrio MK dapat merealisasikan harapan masyarakat untuk menghadirkan infrastruktur memadai di sejumlah wilayah. Boleh jadi karena itu, personil DPRD Provinsi (Deprov) Sulut Yongkie Limen dalam satu kesempatan menyebut Hendro Satrio sebagai salah satu tokoh pembangunan infrastruktur di provinsi paling utara Pulau Sulawesi tersebut.
“Pembangunan dikebut. Pak Hendro Satrio turun langsung di semua wilayah memastikan kelangsungan program dan pembangunan. Ia juga menjemput langsung aspirasi pemerintah daerah dan masyarakat untuk kemudian disampaikan ke pusat. Pantas jika ia disebut tokoh pembangunan seperti yang disampaikan Pak Yonkie Limen,” kata Jun Kaligis, pengusaha muda Sulut kepada wartawan di Manado, Rabu (5/4/2023).
Keberhasilan Hendro Satrio dan jajarannya sepanjang tahun 2022 juga bisa dilihat dari serapan anggaran. “Data yang kami peroleh, serapan anggaran BPJN Sulut tahun 2022 nyaris 100 persen. Ini prestasi di tengah berbagai kendala seperti cuaca yang tak menentu,” ujar Bots, sapaan akrab Jun Kaligis.
Soal serapan anggaran di BPJN Sulut, Hendro menyebut angka 98 persen. “Anggaran yang dialokasikan untuk BPJN Sulut tahun 2022 sebesar Rp738 miliar. Dari jumlah jumlah itu, kita mampu menyerap 98 persen,” kata Hendro.
Alumnus ITB ini meminta semua jajarannya untuk bekerja dengan disiplin dan profesional sehingga semua program dan proyek tahun 2023 berjalan baik. “Tahun 2023 ini, anggaran yang kami kelola Rp847 miliar,” ucapnya.
Birokrat asal Semarang itu menyebut ada 25 paket pekerjaan untuk tahun 2023. Sebanyak 23 paket baru dan tiga paket lanjutan atau multi years contract. Adapun tiga paket lanjutan yang dimaksud Hendro adalah proyek Maelang-Biontong-Atinggola sebesar Rp152 miliar, proyek Wori-Likupang-Bitung dengan nilai kontrak sebesar Rp106 miliar dan proyek Esang-Rainis di Talaud senilai Rp204 miliar. (*/alc)