Belum Rampung, Proyek di SMP Katolik Kema Diduga Sudah Terbayar 100 Persen

Bakkin Sulut Sebut Lemahnya Pengawasan Instansi Terkait

INFO594 Dilihat

Minut, emmctv.com– Pekerjaan sejumlah proyek yang masuk dalam kawasan SMP Katolik St Fransiskus Xaverius Kema, Desa Kema I, Kecamatan Kema, Kabupaten Minahasa Utara kini jadi sorotan.  Maklum, proyek yang tertata dalam postur APBD Minut Tahun Anggaran 2022 itu diduga sudah terbayar 100 persen. Padahal proyek tersebut belum rampung.

Informasi yang diperoleh, proyek-proyek itu meliputi rehabilitas ruang kepala sekolah, rehabilitasi ruang kelas, rehabilitasi ruang guru, rehabilitasi ruang perpustakaan dan pembangunan ruang laboratorium komputer. Pekerjaan proyek-proyek ini diserahkan kepada Kelompok Masyarakat Pondol.

Papan proyek di halaman SMP Katolik Kema (foto: dok EMMC)

Mereka diberi waktu selama 120 hari kerja untuk menyelesaikan sejumlah pekerjaan tersebut. Adapun anggaran tiap ruangan bervariasi. Ada yang Rp600-an juta, Rp500-an juta, Rp300-an juta, Rp100-an juta dan Rp30-an juta.

Ketua DPD Barisan Anti Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (BAKKIN) Sulawesi Utara (Sulut) Calvin Limpek menyebut, keterlambatan pekerjaan rehabilitasi sejumlah ruangan diduga karena lemahnya pengawasan dari instansi terkait. Selain itu, BAKKIN mengantongin informasi bahwa realisasi anggaran sudah 100 persen.

Kondisi dalam satu ruangan (foto: dok EMMC)

“Kami mendapat informasi sudah dicairkan 100 persen. Tapi masih banyak ruangan yang belum dikerjakan. Bisa jadi karena fungsi pengawasan Dinas Pendidikan Minut lemah. Ini menjadi preseden buruk pengelolaan keuangan daerah,” ujar Calvin saat memantau di lokasi SMP Katolik Kema, Jumat (3/2/2023) siang.

Ia meminta Bupati Minut Joune Ganda SE menindak tegas Kepala Dinas Pendidikan dan Kepala Bidang SD SMP yang juga sebagai Konsultan Pengawas.

“Kami mencium aroma penerimaan tidak wajar yang diduga diterima Kabid SD-SMP. Masalah ini diharapkan ada tindakan serius dari Bupati Minut,” imbuh Calvin.

Ia menambahkan, molornya pembangunan dan rehabilitasi sejumlah ruang tersebut akan mengganggu proses pembelajaran yang ideal bagi siswa. “Yang jelas siswa dan sekolah pada umumnya akan sangat dirugikan,” kata Calvin.

Terpantau di lokasi SMP Katolik St Fransiskus Xaverius Kema, masih banyak ruangan yang belum dimulai rehabilitasi. Ruangan-ruangan itu tampak kotor dan berdebu dengan kondisi dinding sudah terkeruk. Di depan ruangan terdapat tiang-tiang besi. Ada satu bangun paling belakang yang rupanya baru selesai dibangun. (alc)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *