Air Berlumpur, Proyek SPAM Makalisung Dianggap Mubasir, Aktivis dan Warga Rame-rame Lapor APH

MAKALISUNG- EMMCTV– Proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Desa Makalisung, Kecamatan Kema, Kabupaten Minahasa Utara (Minut) dinilai mubasir. Penilaian itu disampaikan sejumlah aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang sempat melakukan investigasi pekerjaan dan hasil  proyek yang digarap Dinas PUPR Minut tersebut.

“Warga Makalisung mengeluh karena asas manfaat proyek hampir tidak ada. Pengakuan warga air sampai ke rumah sudah berlumpur, tak layak dikonsumsi,” kata Arta Senius dari Gerak Rakyat Anti Korupsi (Gerak) Sulut di Minut, Selasa (30/11/2022).

Pipa yang menyembul  (Foto: dok CL)

Arta menduga proyek berbanderol miliaran rupiah ini dikerjakan asal-asalan.  “Informasi dar masyarakat, terjadi kebocoran di dasar bak meski sudah pernah diperbaiki. Bak juga ditutup sehingga masyarakat menganggap tak pantas dikonsumsi. Mereka takut diare,” ucap Arta.

Pernyataan Koordinator Bidang Investigasi Gerak Sulut itu dibenarkan Sekjen Lembaga Pemberdayaan Pengawasan Pembangunan Sulut (LP3S, Calvin Limpek. Aktivis vokal yang sudah membongkar kasus korupsi besar di Sulut dan Gorontalo ini menyebut bak pertama di atas gunung dan bak kedua di desa dibiarkan terbuka tanpa penutup.

Bak yang tidak ditutup (Foto: dok CL)
Bak yang tidak ditutup (Foto: dok CL)

 

“Kotoran, sampah dan debu tidak tersaring karena tidak ditutup. Apalagi posisi bak ada yang di tengah sungai. Wajar jika masyarakat takut kena diare kalau mengkonsumsi air yang disuplai SPAM Makalisung,” ujar Calvin.

Aktivis yang sempat berkarier sebagai jurnalis itu juga mempertanyakan pemasangan pipa di tepi jalan. “Sepanjang jalan pipa menyembul di permukaan tanah. Pun ada pipa yang melintas di sungai dan terhimpit batu besar sehingga sewaktu-waktu pecah,” Calvin menguraikan.

Ia berkesimpulan konstruksi pekerjaan ini tidak sesuai spesifikasi teknis. “Setahu kami, pemasangan pipa ini paling tidak 30 cm di dalam tanah, bukan dibiarkan menyembul,” Calvin menegaskan.

Atas dasar itu, Calvin dan Arta berpendapat pekerjaan ini tak sebanding dengan anggaran miliaran yang digelontorkan negara untuk kebutuhan air minum masyarakat di Makalisung. “Wajar kalau rakyat mengeluh karena mereka tak memproleh air bersih. Padahal proyek ini sudah diresmikan,” ucapnya.

Calvin sempat meneruskan apa yang menjadi keluhan masyarakat tersebut ke Dinas PUPR Minut.“Jawaban Kabid SDA Dinas PUPR Minut adalah pekerjaan sudah dilaksanakan sesuai kontrak kerja dengan perusahaan pemenang paket ini,” katanya.

Calvin dan Arta bersama sejumlah warga berencana melaporkan hal ini ke Aparat Penegak Hukum (APH). “Dugaan proyek nakal seperti ini harus diungkap agar tak ada lagi pekerjaan asal-asalan. Kasihan masyarakat dijanjikan air bersih layak dikonsumsi, tapi nyatanya air pece atau berlumpur,” ucap Arta.

Sayang sampai berita ini diturunkan, pelaksana proyek tak bisa dihubungi. Kepala Dinas PUPR Minut, Noldy Kilapong juga belum memberikan klarifikasi. “Proyek ini sebelum Pak Noldy Kilapong jadi Kadis PUPR Minut, tapi ia pasti siap mengambil tanggung jawab,” ujar Calvin. (*/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *